Dosen SBM ITB Jadi Pembicara di “The 8th World Conference on Media and Mass Communication 2023”
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – Dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung Dr. N. Nurlaela Arief, diundang menjadi pembicara dalam konferensi internasional “8th World Conference on Media and Mass Communication 2023”, 16-17 Maret 2023.
Acara ini diselenggarakan oleh The International Network of Media and Communication (INMC), Malaysia, Xiamen University, Malaysia, and Thammasat University, Thailand, dan di organisir oleh The International Institute of Knowledge Management (TIIKM) bersama universitas di 19 negara. Konferensi ini mengundang pembicara lain seperti Prof. Arkadiusz Karwacki dari Nicolaus Copernicus University of Poland, hingga Dr. Nawal Shaharyar dari Tallinn University Estonia Northeastern Europe Estonia.
Dr. Lala Arief termasuk salah satu dosen yang beruntung karena untuk menjadi speaker pada sesi plenary speaker di konferensi internasional, dibutuhkan pengajuan dan persaingan yang ketat antar berbagai Universitas agar terpilih.
Sampaikan tentang Kondisi Milenial dan Gen Z di Dunia Kerja
Dalam konferensi bergengsi tersebut, Dr. N. Nurlaela Arief yang kerap di sapa Lala ini mengangkat tema “Employer Branding, Employee Influencer, Understanding Millennial & Gen Z Employees”.
Dalam riset yang telah ia dilakukan, diketahui bahwa Milenial dan Gen Z memiliki persepsi bekerja yang berbeda mulai dari alasan mereka dalam pekerjaan yang sedang dijalani, hingga faktor yang menyebabkan perasaan stres dalam bekerja. Good work/Life balance merupakan alasaran terbesar dari Milenial dan juga Gen Z dalam memilih pekerjaan mereka sekarang. Sedangkan faktor long-term financial future memiliki persentase terbesar dalam kontribusi faktor stres.
Menurutnya, tantangan dalam perusahaan sekarang adalah karyawan yang hanya bertahan kurang dari dua tahun untuk Gen Z dan antara 5 tahun untuk Milenial. Ketika di sediakan pilihan, BUMN memiliki ranking tertinggi sebesar 63% dibandingkan start-up dan perusahaan rintisan.
Selain itu, berdasarkan riset yang telah di lakukan Dr. Lala menyampaikan 3 faktor utama yang membuat Gen Z termotivasi untuk melamar perusahaan yaitu social value, working culture value dan economic value.
Sedangkan dalam kategori Employer Branding, terdapat empat perjalanan yang dilakukan mulai dari Discovery, bentuk saluran komunikasi berupa career site, university career center, campus invasion hingga partner collaboration. Attraction berupa social meida channel, content creationt, internship program hingga coaching. Application berupa job portal, company career site, hingga job fair. Engagement berupa onboarding session, internal event, hingga partnership.
"Terkait peran karyawan yang menjadi influencer tidak harus memiliki jumlah pengikut besar, mereka harus berpengaruh dan memiliki dampak di area kepakaran dan bidangnya,” kata Dr. Lala.
Selain itu, Dr. Lala juga menjelaskan bagaimana perjalanan dari employee influencer management, dimulai dari selection dalam bentuk survei dan pengukuran komunikasi internal dan hal-hal yang berkaitan dengan suara dan keaslian, dilanjutkan dengan pengelolaan sistem tata kelola atau governance system yang terkait kebijakan , workshop program hingga kebijakan sistem, support system terkait apa yang employee influencer butuhkan hingga pemeliharaan program.
Reporter: Ega Anda Rista (Kewirausahaan, 2023)