Dukungan untuk Universitas Syiah Kuala Ilmuwan Nasional dan Internasional
Oleh Krisna Murti
Editor Krisna Murti
Hari kedua International Conference on Applied Mathematics (ICAM 2005) diwarnai oleh kedatangan delegasi dari Universitas Syiah Kuala, Nanggroe Aceh Darussalam. Dalam kesempatan ini, partisipan ICAM 2005 yang didominasi oleh ilmuwan menandatangani 'Declaration of Support for Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Indonesia'. Dalam deklarasi yang terdiri dari lima paragraf ini tercantum janji dari para ilmuwan untuk mendukung dan membantu pembenahan dan perbaikan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) yang menjadi korban tsunami 26 Desember 2004 lalu. Para ilmuwan juga berjanji memberikan pembimbingan khususnya kepada para staf akademik Unsyiah secepatnya agar kualitas pengajaran membaik.
Darni M. Daud, Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Syiah Kuala, yang hadir dalam ICAM 2005 ini mengungkapkan rasa harunya karena dukungan dari pihak ilmuwan. "Donasi dan bantuan dari NGO dan pemerintahan banyak kami terima, namun, ini (deklarasi ini) adalah bentuk dukungan pertama dari pihak ilmuwan yang kami terima," tuturnya. Universitas yang disebut Jantung Rakyat Aceh ini telah kehilangan 1426 mahasiswanya selain juga kerusakan buku-buku, alat-alat laboratorium, komputer, fasilitas, dan infrastruktur pendukung akademik lainnya. Kehilangan tenaga pengajar itu yang paling menyakitkan bagi Unsyiah. Unsyiah kehilangan 111 dosen dengan perincian: 3 profesor, 14 bergelar PhD, 91 bergelar master.
Daud sendiri mengungkapkan bahwa bantuan yang paling dibutuhkan dan urgen adalah bantuan bagi para staf akademiknya. "Beasiswa bagi mahasiswa Unsyiah sudah banyak, bantuan fasilitas dan infrastruktur juga demikian," tuturnya, "tapi, bantuan bagi para dosen masih minim. Yang penting, bagaimana mengkantikan posisi mereka yang sudah meninggal." Daud kemudian menceritakan bahwa banyak dosen belum dapat sepenuhnya mengajar dengan baik. "Banyak dari mereka kehilangan sanak saudara, bahkan anak-istrinya." Selain trauma, kualitas pengajaran yang rendah juga terjadi karena para staf pengajar kehilangan data materi pengajarannya, buku-buku pendukung, dan bahkan banyak pula yang tidak punya rumah untuk berteduh.
Dalam kesempatan ini, Daud mengajukan proposal untuk menyediakan 200 beasiswa pendidikan Master dan PhD bagi staf akademik Unsyiah. Selain itu, juga pelatihan bahasa inggris dan adanya berbagai short courses/training baik internal maupun eksternal.
Ibu Emy Suparka, Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pemberdayaan Masyarakat, dan Kemitraan, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ITB menandatangani deklarasi ini, mewakili para ilmuwan yang mendukung deklarasi tersebut.