ITB Kembali Selenggarakan Rating Kota Cerdas

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id – Setelah sukses pada dua penyelenggaraan sebelumnya, Institut Teknologi Bandung kembali menggelar Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) pada tahun 2019. Acara tersebut secara resmi dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan juga Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA., di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (12/7/2019).


Menurut Steering Committee RKCI 2019, Dr. Ir. Arry Akhmad Arman MT., kegiatan RKCI bertujuan untuk melakukan pemetaan sehingga tiap kota mampu menjadi "kota cerdas" berdasarkan potensi dan karakter lokal. “RKCI bukan untuk mencari kota juara, tapi lebih mengukur sehingga kita bisa tahu kota mana yang punya potensi di bidang tertentu, kelemahannya di bidang apa, sehingga bisa sharing solusi saling belajar satu sama lain dengan kota lain,” kata Direktur Sistem dan Teknologi Informasi ITB itu.

Sebanyak 98 kota di Indonesia akan berpartisipasi dalam RKCI tahun 2019. Dijelaskan Dr. Arry, yang dimaksud sebagai “kota cerdas” bukanlah kota yang segalanya serba IT, tapi bukan pula berarti kota tersebut menomorduakan pemanfaatan IT. Kota cerdas menurutnya ialah kota yang menggunakan pendekatan atau solusi cerdas, dan inovatif untuk menyelesaikan persoalan kota. “IT adalah salah satu tools solusi yang bisa diterapkan,” ujarnya.

Dia melanjutkan, proses identifikasi kota-kota tersebut akan berlangsung dua tahap. Pertama adalah self assessment. Maksudnya ialah, tiap kota melakukan penilaian sendiri dengan mengumpulkan data-data terkait kota tersebut. Ketika dokumen kurang lengkap, tim akan mengidentifikasi dari berbagai sumber terbuka dan data sekunder. Kemudian kota-kota tersebut akan disaring menjadi 30 kota.

“30 kota tersebut lalu dikunjungi lapangan. Pada akhirnya kita bisa identifikasikan kota mana saja yang unggul di bidang tertentu. Kategorinya sangat banyak dan dibagi ke dalam beberapa bidang, sehingga tidak ada kota yang meraih juara 1 sampai 3,” ujarnya.

Setelah kegiatan assessment tersebut, ditargetkan pada November tahun ini sudah bisa didapatkan hasil akhir dan pengumumannya. Sehingga harapannya pemerintahan yang baru dan kabinet yang baru bisa menyesuaikan dengan arah pembangunan kedepannya. ITB juga mengundang beberapa kota untuk berdialog atau mendiskusikan masalah perkotaan bersama para pakar di ITB dengan tujuan mendapatkan pencerahan untuk soslusi yang terbaik.

"Hasil yang diharapkan dari adanya kegiatan tersebut, ingin kota-kota mejadi lebih baik, terbantu dengan solusi lebih efektif. Solusi yang tepat, dengan SDM yang efisien tapi mencapai tujuannya yaitu meningkatkan kualitas hidup," harap Dr. Arry.