ITB Raih Dua Award pada Lomba Perancangan Prosesor di Jepang

Oleh habiburmuhaimin

Editor habiburmuhaimin

BANDUNG, itb.ac.id - Tim Ganesha ANT berhasil meraih penghargaan tertinggi dari Japan Society of Information and Communication, IEICE, pada lomba perancangan chip: LSI-Design Contest 2009. Ganesha ANT, beranggotakan mahasiswa STEI ITB: Tyson, Aisar L. Romas, dan R. Siti Intan, berhasil menyisihkan finalis dari Universitas ternama di Jepang dan Korea. Pada lomba yang sama, satu tim lagi, yaitu Team Zoiros, mendapat penghargaan dari Multinational Company, Xilinx® Award.

Team Ganesha ANT mengajukan rancangan prosesor baru yang dapat mengeksekusi proses secara paralel. Prosesor tersebut memiliki keunggulan dalam kecepatan proses dibanding prosesor yang umum dipakai sekarang. Hasil rancangan tim tersebut berupa prototipe komputer kecil yang dapat menjalankan "Game Hangman".

Para juri sangat terkesan dengan inovasi baru dalam prosesor tersebut. Hal tersebut dibuktikan dengan harapan yang disampaikan juri agar prosesor tersebut dapat diterapkan di Industri IT. Para juri pun berujar bahwa prosesor karya mahasiswa ITB ini dapat meningkatkan kinerja perangkat elektronika seperti Komputer, PDA, Smart Phone dan lain sebagainya. Teknologi prosesor sendiri saat ini biasanya dikuasai oleh industri-industri hi-tech, seperti Intel, Sun Microsystems, dan IBM.

Tim Zoiros yang membuat rancangan prosesor dengan kecepatan mencapai 1 GigaHertz berhasil menunjukkan keunggulan sistem mereka dari peserta lainnya. Prototipe komputer tim yang beranggotakan mahasiswa STEI ITB: Randy Hari Widialaksono, Ahmad Fajar Firdaus, dan Iman Prayudi juga dapat memperagakan kemampuan prosesor dalam menjalankan "Video Game Sokoban".

Kedua Tim dipersiapkan selama 6 bulan melalui kuliah perancangan chip di STEI ITB oleh Dr. Trio Adiono. Lomba ini merupakan lomba tahunan bertaraf internasional yang diadakan di kota resort paling terkenal di Jepang, yaitu Okinawa. Para juri pada lomba ini berasal dari akademisi dan perusahaan-perusahaan terkenal di dunia elektronika internasional. Prestasi ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kompetensi yang tidak kalah dengan negara industri lainnya, khususnya dalam industri microchip dan IT. Hal ini juga sekaligus menunjukan kesiapan ITB sebagai institusi pendidikan bertaraf internasional.

Lomba ini ditujukan untuk melahirkan pakar-pakar perancang chip di daerah yang terkenal dengan industri elektronikanya - Jepang, Korea, China, Taiwan sampai dengan Singapura- dimana kebutuhan akan keahlian tersebut sangatlah tinggi. Keberangkatan tim didukung oleh Cisco Systems Indonesia dan Alumni ITB 75.

(sumber: email Randy H.W.)

Dalam milist sivitas elektro, Eniman Y Syamsuddin, Dosen Pengajar Teknik Elektro ITB, mengucapkan selamat kepada mahasiswa Elektro ITB yang meraih gelaran lomba prestisius tersebut dan juga kepada Dosen Pembimbing, Dr. Trio Adiono, yang selalu sukses membimbing mahasiswanya meraih prestasi tertinggi dalam setiap LSI Design Contest.