ITB Talks Ceramah Ramadan: Berprasangka Baik untuk Peningkatan Kualitas Kerja

Oleh Anggun Nindita

Editor M. Naufal Hafizh

Dok. Humas ITB/M.Naufal Hafiz

BANDUNG, itb.ac.id - Bulan Ramadan menjadi sarana bagi kita untuk memperkuat iman, meningkatkan ketaqwaan, dan mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Maka dari itu, ITB Talks kali ini menggelar Ceramah Ramadan yang bertajuk "Berprasangka Baik untuk Peningkatan Kualitas Kerja", yang dilaksanakan pada Kamis (14/3/2024) di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Bandung.

Ceramah Ramadan ini dihadiri oleh Rektor ITB, Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., beserta jajaran pimpinan ITB, dosen, dan tenaga kependidikan dari berbagai satuan kerja di ITB.

Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh mahasiswa Oseanografi FITB ITB angkatan 2020, Fandi Hidayat. Kemudian Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan (WRURK), Prof. Ir. Muhamad Abduh, M.T., Ph.D., membuka acara ini dengan memberikan sambutan.

Dalam sambutannya, Prof. Abduh mengatakan bahwa tema yang diangkat pada kali ini sejalan dengan mimpi ITB untuk mewujudkan happy workplace.

"Ketika kita bekerja di tempat yang happy, maka hasilnya akan lebih maksimal. Sekaligus ini juga relate dengan cita-cita ITB untuk semakin berkembang dan menjawab tantangan bangsa," ucapnya.

Beliau juga menyinggung mengenai outgrowing, di mana ITB akan terus berbenah dan berkembang menjadi institusi pendidikan yang lebih baik. Salah satu kuncinya adalah dengan mendukung Indonesia untuk lebih maju di bidang sains.

"Hal ini tentu membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang kuat dari kita semua. Mulai dari dosen, mahasiswa hingga tendik. Indonesia menunggu kontribusi kita semua," ungkapnya.

Prof. Abduh juga mengingatkan sivitas academika tentang pentingnya enam nilai dalam perilaku dan kompetensi wajib yang perlu dimiliki para dosen dan tendik, yakni BAKKTI ITB.

BAKKTI sendiri merupakan akronim dari enam kompetensi wajib yaitu: (1) Belajar terus menerus; (2) Adaptif; (3) Kolaboratif; (4) Kinerja Tinggi; (5) Toleransi; dan (6) Integritas.

Kemudian dilanjutkan dengan Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ITB, Prof. Ir. Edwan Kardena, Ph.D., memandu sesi tausiyah yang akan disampaikan oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, K.H. Ulil Abshar Abdalla.

K.H. Ulil Abshar dalam kesempatan ini menekankan pentingnya membangun masyarakat yang sehat dan kohesif. Hal ini juga sejalan dengan Al Qur'an Surat Al Hujurat ayat 10-12 yang pada pembukaan acara ini dibacakan oleh qori. Ayat tersebut menurutnya mengandung ajaran penting mengenai fondasi masyarakat yang sehat.

"Salah satu tujuan Nabi Muhammad SAW dalam membangun Madinah adalah mengatasi prasangka yang dapat memecah belah masyarakat. Beliau mempersaudarakan dua kelompok besar di Madinah, yaitu kaum Anshar (pribumi) dan Muhajirin (pendatang)," ujarnya.

Beliau juga membahas bagaimana kecurigaan kepada sesama sekarang telah menjadi gaya hidup baru di era digital. Maka dari itu, beliau mengingatkan untuk kita terus berprasangka baik (huznudzon) dalam masyarakat.

"Saat ini, prasangka buruk (suudzon) banyak dijadikan falsafah hidup. Oleh karena itu, penting untuk mengembalikan falsafah hidup yang sehat untuk membangun masyarakat yang kohesif, solid, dan memiliki persaudaraan yang kuat, termasuk di dalam dunia kerja," tuturnya.


scan for download