Membanggakan, Prof. Elfahmi Raih Penghargaan Kemenkes Atas Riset Tanaman Obat

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

JAKARTA, itb.ac.id - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menggelar Festival Inovasi Kesehatan (Hai Fest) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) pada tanggal Kamis-Sabtu (7-9/11/2024). Pada hari kedua acara tersebut, Kemenkes RI memberikan penghargaan kepada sejumlah individu yang berkontribusi dalam meningkatkan kualitas kesehatan di Indonesia.

Salah satu penerima penghargaan ini adalah Guru Besar Sekolah Farmasi (SF) Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Dr. apt. Elfahmi, M.Si., atas kontribusi risetnya dalam pengembangan senyawa baku pembanding dari tanaman obat untuk mendukung kualitas obat herbal di Indonesia.

Penghargaan ini merupakan apresiasi atas upaya Prof. Elfahmi dalam membangun tim riset sejak 2019 dengan dukungan hibah Riset Inovatif Produktif (RISPRO) dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Riset tersebut berhasil menciptakan senyawa baku pembanding (reference compound) untuk tanaman obat, yang mendukung pengembangan industri herbal di tanah air. Beliau juga aktif sebagai peneliti di Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUIPT) Nutrasetikal ITB, kelompok riset di bawah Pusat Penelitian Biosains dan Bioteknologi ITB, yang berfokus pada eksplorasi dan hilirisasi hasil riset bahan alam.

Pada tahun 2020, Prof. Elfahmi meluncurkan produk spin-off bernama MarkHerb, yang didaftarkan sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI). Produk ini hadir untuk menyediakan senyawa penanda (marker compound) yang digunakan untuk penelitian dan standardisasi produk herbal, mengurangi ketergantungan pada produk impor yang mahal.

MarkHerb juga menghasilkan produk turunan lain seperti simplisia, ekstrak terstandar, bahan baku obat herbal, serta layanan analisis di bidang herbal.

Sebagai upaya untuk memperluas dampak dan komersialisasi inovasinya, beliau pun mendirikan PT EBM Saintifik dan Teknologi (EBM Scitech) pada 2 April 2020, yang berfokus pada produk-produk berbasis fitokimia. Di bawah bendera EBM Scitech, berbagai produk berbasis herbal telah dikembangkan, seperti Flabio untuk makanan fungsional dan suplemen, serta NüU Reboot yang menyediakan produk perawatan kulit herbal. Selain itu, EBM Scitech juga memiliki ERSCH, yang berfokus pada pengembangan alat laboratorium.

Melalui kolaborasi riset dan komersialisasi yang berkelanjutan antara EBM Scitech dan ITB, upaya ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia serta memaksimalkan pemanfaatan kekayaan alam Indonesia.

#prestasi #prestasidosen #sf #kemenkes