Pengabdian Masyarakat SAPPK ITB: Tingkatkan Kapasitas Masyarakat Desa Kepulauan dengan PRA di Kepulauan Aru Maluku
Oleh Angra Eni Saepa - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021
Editor M. Naufal Hafizh
Tim Pengabdian Masyarakat ITB melaksanakan Social Mapping dan FGD di Kantor Bappelitbangda Kabupaten Kepulauan Aru. (Dok. tim)
BANDUNG, itb.ac.id - Partisipasi masyarakat menjadi elemen kunci dalam menciptakan perubahan yang berkelanjutan di tengah tantangan pembangunan daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar). Salah satu upaya dalam mendorong partisipasi ini dilakukan oleh Tim Pengabdian Masyarakat dari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menggelar pengabdian masyarakat pada 26-30 Agustus 2024 di Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku.
Pengabdian masyarakat tersebut dipimpin dosen ITB, Nurrohman Wijaya, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D. dan Alhilal Furqan, B.Sc., M.Sc., Ph.D. bersama empat mahasiswa PWK yaitu Anisa Fazara, Angra Eni Saepa, M. Aziz Zarkasya, dan Qori Ila Taqiya Susanto.
Mengusung tema “Peningkatan Kapasitas Masyarakat Desa Kepulauan dalam Identifikasi Potensi Lokal menggunakan Participatory Rural Appraisal (PRA) di Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku”, kegiatan pengabdian masyarakat tersebut melibatkan masyarakat dari dua desa, yaitu Desa Galai Dubu dan Desa Siwalima di Kepulauan Aru.
Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan mengembangkan potensi lokal. Kegiatan ini juga mendapatkan dukungan penuh dari Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITB serta mitra dari pemerintah daerah.
“Tujuan pengabdian masyarakat di Kepulauan Aru ini untuk meningkatkan kapasitas masyarakat secara bottom-up melalui pendekatan Rapid Participatory Rural Appraisal, khususnya dalam mengidentifikasi isu dan potensi lokal yang relevan bagi masyarakat desa kepulauan,” ujar Nurrohman Wijaya, Ph.D., selaku ketua tim pengabdian masyarakat.
Adapun kegiatan pengabdian masyarakat ini terbagi menjadi empat bagian. Pertama, kegiatan pengambilan dan pengumpulan data primer oleh tim menggunakan teknik observasi dan wawancara ke berbagai kalangan seperti nelayan, pedagang ikan, pengrajin mutiara, petani lokal, dan aparat desa. Kegiatan ini berguna untuk memperkuat analisis awal yang telah dilakukan melalui data sekunder. Hasil pengumpulan data primer ini memberikan gambaran jelas mengenai potensi besar yang dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Aru yaitu di sektor perikanan.
Mahasiswa dan dosen ITB melaksanakan observasi dan wawancara kepada petani lokal di Kepulauan Aru, Maluku (Dok. tim)
Setelah dilakukan pengolahan data primer, kegiatan selanjutnya adalah Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri oleh instansi-instansi daerah di Kabupaten Kepulauan Aru. Tujuan FGD ini untuk mengonfirmasi dan memperoleh masukan terkait program-program yang sedang atau akan dijalankan di Kepulauan Aru. Kegiatan FGD ini juga berguna untuk merancang dan mempersiapkan kegiatan berikutnya yakni social mapping.
Social mapping merupakan kegiatan terakhir dari rangkaian pengabdian masyarakat di Kepulauan Aru. Metode partisipatif ini digunakan untuk menggali informasi langsung dari masyarakat lokal dengan bantuan peta atau denah sederhana yang menggambarkan kondisi wilayah, potensi sumber daya, dan distribusi masalah di daerah tersebut. Melalui pendekatan ini, peserta dari berbagai kalangan masyarakat, seperti petani, nelayan, pengrajin, dan aparat desa, diajak untuk menggambarkan wilayah mereka secara visual dan mengidentifikasi bersama potensi maupun tantangan yang ada.
Masyarakat mempresentasikan hasil social mapping. (Dok. tim)
Harapannya setelah dilaksanakan rangkaian pengabdian masyarakat ini dapat dihasilkan potensi lokal yang sesuai dengan konteks daerahnya dalam upaya pengembangan wilayah yang lebih baik di masa mendatang.
Reporter: Angra Eni Saepa (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)