Rektor: ITB Siap Berkolaborasi Wujudkan Infrastruktur Sektor Air yang Berkelanjutan

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—Institut Teknologi Bandung (ITB) berkesempatan menjadi tempat diselenggarakannya Side Event Tema Water Innovative Finance yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan (DJPI), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Acara diselenggarakan dalam rangka menuju World Water Forum ke-10 di tahun 2024.

Bulan Maret 2023 merupakan kali kedua DJPI menyelenggarakan rangkaian seminar series dalam bentuk workshop. Seminar Pertama telah dilaksanakan di bulan Februari 2023 dengan topik Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) atau Public Private Partnership (PPP). Di seri kedua ini, tema yang diangkat yaitu “Blended Finance for Water Sector”. Acara berlangsung secara hybrid di platform Zoom dan Aula Barat ITB, pada Senin (20/3/2023).

ITB merasa bangga menjadi bagian dari penyuksesan program pemerintah. Hal ini didukung oleh Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., dalam sambutannya sebagai pembuka acara workshop. Prof. Reini berharap seminar ini menjadi salah satu acara di mana pemangku kepentingan dari berbagai latar belakang, termasuk instansi pemerintah, multinasional institusi, akademisi, sektor swasta, dan masyarakat. Sehingga dapat tercipta kolaborasi untuk mengeksplorasi kemungkinan inovasi pembiayaan pembangunan infrastruktur sumber daya air.

Pengelolaan air tidak terlepas dari pembangunan infrastruktur. Infrastruktur diperlukan untuk memastikan bahwa air yang tersedia dapat digunakan secara optimal dan pencegahan potensi bencana. Menurut laporan risiko global tahun 2023 menunjukkan tiga risiko teratas yang berkemungkinan paling parah dalam sepuluh tahun ke depan adalah mitigasi perubahan iklim,adaptasi, bencana alam, dan peristiwa cuaca ekstrem. Semua risiko di atas sangat terkait dengan air.

Di Indonesia, distribusi air tergolong belum merata karena kurangnya infrastruktur atau infrastruktur yang mulai rusak. Hal ini disebabkan kebutuhan pendanaan dalam pembangunan berbanding terbalik dengan ketersediaan dana pemerintah. Oleh karena itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan yakni mencari alternatif untuk pembiayaan infrastruktur.

"Kompleksitas permasalahan dalam pembangunan infrastruktur juga semakin membutuhkan pendekatan multisektoral. Dalam hal ini, sangat penting untuk mencari sumber pembiayaan selain anggaran pemerintah,” ungkap Prof. Reini.

ITB siap bekerja sama membantu pemerintah mengatasi permasalahan yang ada. Prof. Reini menyampaikan untuk mengatasi ini ITB memiliki Center for Infrastructure and Build Environment (CIBE) yang berada di bawah Fakultas Sipil dan Teknik Lingkungan. Kegiatan CIBE difokuskan pada beberapa tujuh permasalahan utama yakni gempa, banjir, degradasi lingkungan, infrastruktur maritim yang berkelanjutan, rehabilitasi infrastruktur, skema inovatif untuk konstruksi berkelanjutan, dan Skema inovatif dalam kemitraan dan pembiayaan infrastruktur.

CIBE ITB berkomitmen akan terus mendukung penelitian dan kolaborasi interdisipliner untuk mempromosikan kecerdasan infrastruktur dan lingkungan binaan yang berkelanjutan berdasarkan kemajuan teknik dan teknologi untuk kemajuan umat manusia. Sehingga, pembangunan yang berkelanjutan dalam bidang pengelolaan air dapat terwujud di masa yang akan datang.

“Akan ada berikutnya langkah untuk membangun kerjasama lebih lanjut,” ucap Prof. Reini.

Reporter: Pravito Septadenova Dwi Ananta (Teknik Geologi, 2019)