Seminar GSC 2016: Integrasikan Strategi Ketahanan Energi Nasional Secara Komprehensif

Oleh Muhammad Arief Ardiansyah

Editor Muhammad Arief Ardiansyah

BANDUNG, itb.ac.id - Ketahanan energi nasional memang menjadi salah satu isu yang sangat penting untuk dibahas mengingat jumlah penduduk Indonesia semakin hari semakin bertambah namun stok energi terutama energi minyak dan gas semaki hari semakin menipis. Untuk itulah Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi &pos;GEA' ITB menyelenggarakan seminar dalam rangkaian acara GSC ITB 2016. Seminar yang mengambil tema "Strategi Terintegrasi untuk Menjaga Ketahanan Energi Nasional" ini diselenggarakan di Auditorium Campus Centre (CC) Timur ITB pada hari Sabtu (05/11/16) pada pukul 08.00 - 15.00 WIB. Seminar ini menghadirkan para pembicara kompeten dari tiga sektor pengembangan migas di Indonesia yakni SKK Migas, Kementrian ESDM, serta PT. Pertamina.

Nugrahani Pudyo, Kepala Divisi Pengawasan Realisasi Komitmen Pengembangan Lapangan SKK Migas, mendapat giliran pertama untuk menyampaikan gagasannya terkait ketahanan energi nasional. Menurut Nugrahani, aspek utama dalam pengembangan migas terletak pada masalah teknologi. Oleh karena itu penjagaan ketahanan energi nasional harus didukung dengan teknologi yang semakin mumpuni. Beliau juga menambahkan 2 strategi penting dalam menjaga ketahanan energi nasional. Keduanya ialah memperbaiki cara berpikir (mind-set) pemerintah daerah setempat dan penyediaan regulasi yang kondusif bagi perkembangan migas di Indonesia.

Setelah mendengarkan paparan yang komprehensif dari perwakilan SKK Migas, selanjutnya peserta seminar GSC ITB 2016 memperhatikan cara pandang Direktorat Teknik Migas Kementerian ESDM yang diwakili oleh dr. Ayende Hilman. Menurut beliau untuk menjaga ketahanan energi nasional harus dimulai dari filosofi energi ideal yang mencakup availability, accessibility, affordability, sustainability, dan simplicity. Kelima filosofi ini pada dasarnya terus diterapkan di Indonesia hanya saja pemakaian energi Indonesia yang terlalu besar membuat suplai energi yang ada selalu terasa kurang. Maka dari itu dr. Ayende menyarankan agar kita terus melakukan penghematan (konservasi) energi baik di rumah, di kampus maupun di tempat umum.

Sebagai penutup giliran Safrizal Nurdin, Vice President Exploration Pertamina EP, yang menyampaikan gagasannya terkait ketahanan energi nasional. Mewakili pihak penyedia layanan energi terbesar di Indonesia secara langsung, Safrizal Nurdin menyampaikan komitmen PT. Pertamina kedepan untuk terus meningkatkan produksi sumber daya minyak dan gas baik didalam maupun di luar negeri. Pertamina, menurut Safrizal, juga akan terus melakukan eksplorasi terhadap daerah cekungan besar yang terdapat di Indonesia agar produksi minyak semakin meningkat. Dengan peningkatan performa dan kerjasama dari Pertamina, SKK Migas, serta Kementerian ESDM inilah diharapkan Indonesia dapat mewujudkan ketahanan energi secara nasional di masa depan.

(Sumber foto: Dokumentasi Panitia GSC ITB 2016)