Aula Barat dan Aula Timur ITB; Citra Lokal yang Monumental

Oleh alitdewanto

Editor alitdewanto

BANDUNG, itb.ac.id- Sepasang bangunan kembar berdiri tegak di dekat gerbang utama Institut Teknologi Bandung (ITB), tak lekang oleh waktu. Semenjak Henry Maclaine Pont, arsitek dari Belanda,  merancang aula barat dan timur  pada tahun 1918 kemudian membangunnya pada tahun 1919, bangunan yang memiliki arsitektur unik ini tetap berdiri dengan megah hingga sekarang.

"Keistimewaan aula barat dan aula timur ini adalah mempertemukan teknologi modern yang ada pada saat itu, yang diwakili oleh laminated wood, yaitu kayu yang berlapis-lapis yang mengisi kolong bangunan tersebut." jawab Dr. Ing. Himasari Hanan,MAE, dosen program studi Arsitektur ITB, saat ditanya mengenai keistimewaan aula barat dan timur oleh Kantor Berita pada rabu (06/01/10).

Himasari Hanan juga menuturkan mengenai komposisi yang apik dari kedua bangunan ini, dimana terdapat sebuah keseimbangan di setiap bagian. Badan bangunan dengan atap pun seimbang proporsinya. Penambahan halaman luas membuat bangunan ini tampak megah dan monumental, demikian menurut Himasari. Selain itu, karena "dibumbui" arsitektur Eropa, bangunan ini pun dibuat simetris. Maka dibangunlah aula besar yang terpisahkan oleh gerbang utama; tidak cukup satu namun sepasang.

Tradisional yang Unik

Salah satu yang menjadi keistimewaan bangunan kembar ini adalah atap yang dimilikinya. Atap tumpu dengan gaya tradisional ini memang menarik perhatian. Citra lokal yang diambil dari berbagai macam model atap yang ada di Indonesia mewakili adanya unsur tradisional dalam bangunan bergaya Eropa ini.  

"Atap yang dimiliki oleh aula barat dan timur telah dimodifikasi dari berbagai atap tradisional yang ada di nusantara, sehingga tidak menonjolkan satu daerah saja." ujar Himasari menanggapi model atap aula.

Aspek tradisional lain yang terlihat dari aula barat dan timur adalah bentang atap yang besar dan terbuat dari kayu yang kecil-kecil (yang disebut dengan sirap, red.). Dengan ventilasi, pengaturan ruang, dan pintu masuk yang sesuai dengan iklim tropis, bangunan ini mendekati kesempurnaan pada masa itu.

Sepasang Bangunan yang Masih Asli

Ketika ditanya mengenai perawatan dan pemugaran sepasang bangunan monumental ini, Himasari menjawab bahwa semenjak dibangun hingga sekarang tidak ada pemugaran. Hal ini dilakukan untuk menjaga keaslian bangunan tersebut. Lalu apabila ada salah satu bagian yang rusak segera diganti. Tetapi sebagian besar bagian yang ada tetap asli, bahkan pintu aula barat dan timur belum pernah diganti.

Tentunya dengan pencitraan bangunan yang monumental, tradisional dan memiliki proporsi estetik, bangunan ini sangatlah istimewa. Ditambah dengan fungsi bangunan yang sama sekali tidak berubah dari masa ke masa; tetap sebagai aula. Hal- hal tersebut lah yang membuat Aula Barat dan Timur ITB menjadi bangunan bercitra lokal dan monumental.

 

[Vernida Mufidah]