Inspiratif, Begini Cerita Tamima Meirizqeena Jadi Mahasiwa Termuda ITB Berusia 16 Tahun
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, Itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB) pada Senin (14/8/2023) lalu di ITB Kampus Jatinangor.
Dari 4.651 mahasiswa baru Program Sarjana, terdapat satu orang mahasiswa termuda ITB pada Tahun Akademik 2023/2024. Dia adalah Tamima Meirizqeena.
Tamima masuk Fakultas Ilmu dan Pengetahuan Alam (FMIPA) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Sebagai informasi, di FMIPA, Tamima sudah memilih jurusan Kimia melalui program peminatan jurusan yang diselenggarakan ITB saat SNBP berlangsung.
Saat resmi menjadi mahasiswa ITB, usia perempuan yang akrab disapa Mima ini genap 16 tahun. Umumnya pada usia tersebut seseorang masih berada di tingkat SMA. Tamima sendiri pernah mengikuti kelas akselerasi saat kelas 3 SD sehingga ia dapat menamatkan kelas 3 sampai 5 SD hanya dalam waktu 2 tahun. Selain itu, usia Tamima ketika masuk SD juga masih muda yaitu 5 tahun. Hal tersebut menyebabkan Tamima memiliki usia yang lebih muda dari teman-teman sekolahnya.
Sejak duduk di bangku SMP, Tamima sudah merencanakan untuk melanjutkan studi di ITB. Lulusan SMAN 8 Kota Tangerang ini mengaku jika masuk ITB merupakan salah satu cita-citanya. Awalnya Tamima tertarik dengan Astronomi, namun ketika menginjak bangku SMA, ia berubah pikiran dan lebih memilih jurusan Kimia Murni.
“Sejak SMP aku ingin masuk jurusan Astronomi dan kebetulan jurusan tersebut ada di FMIPA ITB. Namun saat masuk kelas 10 SMA aku sadar jika aku kurang suka fisika dan lebih tertarik ke kimia. Apalagi di tempat bimbel aku, guru kimianya baik dan enak mengajarnya,” jelas Tamima saat diwawancara.
Ketika mendaftar SNBP, Tamima sempat merasa khawatir. Hal tersebut karena ada 2 teman lainnya yang juga mendaftar di FMIPA ITB. Namun, karena perbedaan program peminatan, akhirnya Tamima bulat untuk mendaftar di FMIPA ITB pada pilihan pertama SNBP.
Setelah diterima menjadi bagian dari ITB, Tamima ingin menjalani dunia perkuliahan pada umumnya, ia juga ingin mengikuti perlombaan sains, kepanitiaan mahasiswa seperti OSKM ITB dan juga unit radio 8EH ITB dalam mengisi waktu senggang kuliahnya.
Untuk urusan akademik, Tamima jelas memprioritaskan kuliah dan memiliki strategi sendiri dalam belajar. Menurut Tamima, belajar sendiri di rumah dan di tempat les merupakan cara yang efektif. Ia berpendapat jika intensitas belajar di rumah dan tempat les lebih tinggi dibandingkan saat berada di kelas. Tamima juga gemar mencatat pelajaran di waktu senggang. Hal itu ia lakukan agar memudahkannya ketika ujian tiba. Selain itu, Tamima juga merupakan pribadi yang “kepo” akan sesuatu. Ketika ia terpikirkan sesuatu ia akan langsung mencarinya kemudian mengkorelasikannya dengan sesuatu yang lain.
“Harapannya setelah masuk ITB ini, aku bisa mengubah sisi negatif diri aku dengan lingkungan positif ITB. Misalnya dengan melihat teman-teman ITB yang semangat belajarnya tinggi sehingga bisa ikut terpacu. Kemudian bisa ikut berkontribusi dalam mengharumkan nama ITB,” pungkas Tamima.
Reporter: Angra Eni Saepa (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)
Foto: Dok. Pribadi