Kelas Cuan Goes to ITB: Menumbuhkan Literasi Keuangan untuk Generasi Muda

Oleh Iko Sutrisko Prakasa Lay - Mahasiswa Matematika, 2021

Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB), melalui ITB Career Center, bekerja sama dengan CNBC Indonesia, Kelas Cuan dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Indonesia menggelar acara “Kelas Cuan Goes to ITB: Kaya Sebelum Tua,” yang diselenggarakan pada Kamis (3/10/2024), di Gedung CRCS, ITB Kampus Ganesha. Acara ini terbuka secara umum dan berfokus pada pentingnya literasi keuangan, terutama bagi mahasiswa yang sedang dan akan merintis karier masa depan.

Dalam sambutannya, Kepala Sub Direktorat Pengembangan Profesi dan Kewirausahaan Mahasiswa ITB, Hafiz Aziz Ahmad, S.Sn., M.Des., Ph.D., menunjukkan bahwa wirausaha kini menjadi salah satu jalur karier yang diminati oleh lulusan ITB. Berdasarkan data tracer study ITB tahun 2023, sekitar 15% alumni ITB memilih untuk berwirausaha, baik secara penuh maupun sebagai pekerjaan sampingan. Oleh karena itu, menurutnya, menjadi suatu hal yang penting untuk memiliki kemampuan manajemen keuangan, tidak hanya dalam dunia bisnis, tetapi juga dalam kehidupan pribadi.

“Karena kalau kita bisa mengatur keuangan kita sendiri, maka kita akan dipercaya untuk bisa mengatur keuangan orang lain. Jadi, intinya adalah literasi keuangan di sini bukannya soal memahami angka-angka itu, tapi lebih kepada keterampilan praktis yang bisa kita gunakan sehari-hari dalam mengelola keuangan kita sendiri," ujarnya.

"Bahkan dari yang skala kecil, meskipun uang saku kita tidak banyak. Tapi, kalau kita bisa mengaturnya dengan baik, maka kita bisa memenuhi kebutuhan kita sendiri. Inilah yang kemudian mungkin bisa bermanfaat untuk bisa menjadi modal untuk bisa kaya sebelum tua,” lanjutnya.

Pada sesi pertama, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, berbagi pengalaman pribadinya tentang pentingnya belajar mengelola keuangan sejak dini. Beliau juga menyoroti berbagai tren di kalangan anak muda terkait investasi. Menurutnya, sebelum memulai investasi, seseorang harus memahami kondisi keuangannya sendiri dan tidak terburu-buru mengambil risiko tanpa pengetahuan yang cukup.

“Jangan buru-buru ikut investasi, apalagi utang untuk investasi kalau belum mengerti. Belajar dulu, pelajari seperti apa perilaku pasar dan ekonominya,” pesannya.

Di sesi kedua turut hadir Rafael Tan, seorang publik figur dan pengusaha, yang berbicara mengenai pentingnya menabung dan berinvestasi sejak dini. Ia membagikan pengalamannya dalam mengelola keuangan pribadi setelah mulai menghasilkan pendapatan lebih dari profesinya di industri hiburan. Rafael menceritakan bagaimana pada awal kariernya, ia cenderung bersikap konsumtif tanpa mempertimbangkan masa depan. Namun, setelah mengalami masa sulit selama pandemi, ia menyadari pentingnya memiliki cadangan keuangan yang cukup untuk menghadapi kondisi tak terduga.

Rafael juga berbicara mengenai pentingnya membangun branding diri dan mau terus belajar dari orang lain, bahkan dengan mereka yang masih muda sekalipun. Terkadang merekalah yang lebih mengetahui berbagai informasi terkini yang belum diketahui. Oleh karena itu, menurutnya, penting untuk tidak membatasi diri ketika berbicara dengan siapapun.

Sementara itu, Financial Expert CNBC Indonesia, Olivia Louise, menjelaskan konsep kekayaan menurut perspektif para investor ternama seperti Morgan Housel dan Naval Ravikant. Olivia menekankan bahwa kekayaan bukan hanya tentang memiliki banyak uang, tetapi juga tentang memiliki kebebasan finansial, termasuk melalui pendapatan pasif. Ia menyarankan agar para mahasiswa tidak hanya bergantung pada pekerjaan untuk mendapatkan uang, melainkan mulai memikirkan cara mengelola dan menggandakan pendapatan melalui investasi atau usaha yang bisa memberikan pemasukan secara terus-menerus.

Olivia menekankan hal yang perlu dibangun oleh mahasiswa dari sekarang, yaitu rasa percaya dari orang lain. Rasa percaya ini dapat dibangun melalui reputasi yang baik. Mengutip dari Naval Rafikant, Olivia mengatakan bahwa di era digital seperti saat ini penting untuk membangun branding, salah satunya melalui media sosial. Karena menurutnya, branding adalah hal yang paling mudah dan tidak membutuhkan persetujuan dari orang lain. Sehingga, kita memiliki kebebasan untuk menentukan bagaimana branding yang akan kita bangun. Setelah itu, maka pasti akan datang banyak kesempatan.

Dengan beragam materi yang dibahas, “Kelas Cuan Goes to ITB” diharapkan dapat memberikan wawasan kepada para mahasiswa tentang pentingnya literasi keuangan dan bagaimana strategi keuangan yang tepat dapat membantu mahasiswa mencapai tujuan finansial jangka panjang.

Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika, 2021)