DRPM ITB ITB Gelar FGD Bahas Darurat Kecelakaan Lalu Lintas, Langkah Menuju Transportasi Indonesia yang Lebih Baik
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id - Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Teknologi Bandung (DRPM ITB) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Keselamatan dan Keamanan Transportasi", pada Jumat (20/12/2024) di Gedung CRCS, ITB Kampus Ganesha. Agenda ini menghadirkan sejumlah pakar dari berbagai bidang untuk merumuskan langkah strategis dalam meningkatkan keselamatan transportasi di Indonesia.
Acara tersebut dibuka oleh sambutan dari Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi (WRRI) ITB, Prof. Ir. I Gede Wenten, M.Sc., Ph.D. Beliau menekankan urgensi topik ini mengingat tingginya angka kecelakaan belakangan ini.
"Saya kira ini topik yang sangat penting karena kecelakaan tengah beruntun terjadi di mana-mana. Human error menjadi salah satu faktor utama di balik tingginya angka kecelakaan, meskipun tidak hanya terbatas pada itu," ujar Prof. Wenten.
Beliau juga menyoroti peran ITB, khususnya melalui Kantor WRRI dan program studi yang relevan di bidang transportasi, untuk berkontribusi lebih dalam pencegahan kecelakaan serta perumusan kebijakan keselamatan transportasi.
Sementara itu, Direktur Sarana Transportasi Jalan Kementerian Perhubungan Amirulloh, S.SiT., M.M.Tr., menyatakan angka fatalitas kecelakaan lalu lintas yang masih tinggi di Indonesia. Tercatat, rata-rata 26 ribu jiwa meninggal dunia setiap tahun akibat kecelakaan di jalan.
"Faktor penyebab utama meliputi lingkungan, kendaraan, dan perilaku manusia," katanya
Di sisi lain Kepala Korps Lalu Lintas Polri, Irjen Pol. Dr. Drs. Aan Suhanan, mengungkapkan lalu lintas adalah urat nadi kehidupan yang memengaruhi produktivitas nasional. Untuk mendukung keamanan dan keselamatan, Polri telah mendorong implementasi Road Safety Policing berbasis teknologi seperti ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement) dan sistem manajemen lalu lintas berbasis big data
Lalu Dosen dari Kelompok Keahlian (KK) Sistem Industri dan Tekno-Ekonomi Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITB sekaligus perwakilan dari Pusat Pengkajian Logistik dan Sistem Rantai Pasok ITB, menjelaskan bahwa ketertelusuran adalah kunci pengawasan yang efektif dalam keselamatan transportasi
Berdasarkan penelitiannya, ditemukan prevalensi pelanggaran tertinggi di dua aspek utama dalam transportasi, yakni di perlintasan kereta api serta truk ODOL (Over Dimension Over Loading).
"Sebanyak 24,09% truk melanggar aturan ODOL. Pengemudi berpengalaman cenderung memiliki persepsi risiko lebih rendah, sementara tekanan ekonomi memaksa pemilik armada tetap memuat ODOL. Terlebih kebiasaan melanggar masih dianggap tidak berisiko dan dapat memperburuk situasi di jalan," ucapnya
Untuk mengatasi permasalahan ini, beliau mengusulkan edukasi terhadap pengemudi dan pemilik armada, rekayasa lingkungan seperti sirine yang lebih keras, serta peningkatan titik pengawasan melalui teknologi ETLE.
Kemudian Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Tory Damantoro, menekankan pentingnya membangun sinergi antara edukasi, enforcement, dan teknologi untuk menciptakan budaya berkendara yang aman. MTI juga mendorong pembentukan badan nasional lintas kementerian khusus untuk keselamatan transportasi.
Ajang ini menjadi menjadi landasan penting untuk merumuskan kebijakan strategis dan implementasi nyata guna meningkatkan keselamatan transportasi di Indonesia. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan industri diharapkan mampu menciptakan transportasi yang aman, efisien, dan berkelanjutan.