Grand Public Lecture ICMNS 2016: Perjuangan Prof. 't Hooft Meraih Hadiah Nobel

Oleh Abdiel Jeremi W

Editor Abdiel Jeremi W

Fisika kuantum adalah salah satu bidang fisika yang cukup baru di ranah sains. Pengetahuan manusia yang terbatas pada ranah ini memantik rasa penasaran dalam batin ilmuwan Fisika. Pada Jumat (04/11/16), ITB  berkesempatan mendatangkan seorang ahli fisika kuantum, yakni Prof. Gerrardus (Gerrard) 't Hooft. Pemenang penghargaan Nobel pada tahun 1999 ini memberikan kuliah umum bertajuk "A Road to Nobel Prize". Kuliah umum tersebut terbuka untuk civitas akademik ITB serta masyarakat umum. Sekitar 900 peserta dari berbagai latar belakang pendidikan memadati Auditorium Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) pagi itu. 

Gerard &pos;t Hooft meraih penghargaan Nobel melalui makalah ilmiahnya yang berjudul "Renormalizable Lagrangians for Massive Yang-Mills Fields". Dalam makalah tersebut, beliau berhasil menjelaskan struktur kuantum dari interaksi elektrolemah. Profesor asal Belanda tersebut menjelaskan sebagian dari karyanya dalam kuliah umum tersebut. Karya emas itu terbit pada tahun 1971, ketika usianya masih 24 tahun. Beliau mengaku bahwa hasil kerjanya diturunkan tanpa bantuan komputer. Penemuan itu 't Hooft lakukan  dalam rangka mengejar gelar doktoral di bawah pengawasan Prof. Martinus J. G. Veltman.


"When my friends are developing muscle, I was studying hard,"


Selain memberikan materi Fisika, Prof. 't Hooft juga berhasil memberikan inspirasi kepada audiens yang notabene berusia muda. "Kata-kata beliau yang paling mengena adalah 'when my friends are developing muscle, I was studying hard'," ujar Feby Genta Ananda (Fisika 2014), salah seorang peserta kuliah umum. "Saya kagum akan kerendahan hati beliau, yang tetap melakukan riset selama tiga puluh tahun tanpa mengharapkan hadiah Nobel," tambah Khalili Yasir Hia (Fisika 2014). "Melalui ICMNS, kami berusaha menghadirkan pembicara yang kompeten di bidang ilmu pengetahuan alam. ICMNS sebelumnya menghadirkan Brian Schimdt, peraih Nobel (2011) di bidang Fisika, khususnya Astronomi," ujar Dr. Agus Suroso, selaku koordinator teknis Grand Public Lecture ICMNS 2016. Beliau juga menambahkan bahwa kuliah umum tersebut dilaksanakan dua tahun sekali bersamaan dengan ICMNS.

 

sumber dokumentasi: panitia Grand Public Lecture ICMNS 2016