Tim Nakam Sitarg Teknik Sipil ITB Raih Juara Umum di Kompetisi Jembatan Indonesia XIX
Oleh Raihan Zhafar - Mahasiswa Rekayasa Infrastruktrur Lingkungan, 2021
Editor Anggun Nindita
Tim “Nakam Sitarg” dan teman-teman Teknik Sipil ITB berfoto bersama dengan Jembatan Rancangannya. (Denpasar/Tim Dokumentasi Teknik Sipil ITB)
DENPASAR, itb.ac.id - Tim “Nakam Sitarg” dari Institut Teknologi Bandung (ITB) sukses meraih Juara Umum di Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) ke-19 yang berlangsung pada tanggal 7 - 11 Oktober 2024 di Universitas Warmadewa, Bali. Acara ini merupakan kompetisi tahunan yang digelar oleh Pusat Prestasi Nasional (PUSPRESNAS) di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Selain menjadi Juara Umum, “Nakam Sitarg” juga mengantongi dua penghargaan khusus: Juara 1 Kategori Jembatan Model Rangka Baja dan Juara Kategori Kesesuaian Implementasi dengan Rancangan Awal Terbaik. Prestasi ini sekaligus mengakhiri penantian sepuluh tahun ITB untuk kembali mencatatkan prestasi di KJI setelah terakhir kali meraih juara pada 2014.
Tim “Nakam Sitarg” dipimpin oleh Adil Rahmat Hidayah, yang bersama anggota timnya Izzath Lazuardi Azhar, Dony Aryuza, dan Ikroom Maulana Befi, merancang jembatan tipe Warren-K truss dengan menggunakan perangkat lunak SAP2000. Proses desain yang teliti ini memungkinkan mereka untuk memilih tipe jembatan yang paling optimal dari segi gaya dalam. Selanjutnya, mereka memilih kombinasi profil baja Square Hollow Section (SHS), Rectangular Hollow Section (RHS), dan Angle untuk menghasilkan struktur yang kuat namun tetap ringan.
Adil menjelaskan bahwa tahap fabrikasi jembatan ini menantang karena beberapa elemen pelat baja harus ditekuk hingga sudut 150 derajat, melampaui batas yang dapat dicapai oleh alat tekuk di laboratorium. “Kami akhirnya harus menekuk pelat secara manual menggunakan palu,” ungkap Adil.
Selama proses perakitan, tim memanfaatkan fasilitas Laboratorium Struktur ITB di CIBE (Civil Engineering Building). Akses ke aktuator berteknologi tinggi memungkinkan tim untuk menguji kekuatan jembatan mereka tanpa harus menggunakan pembebanan manual yang berat. “Ini adalah salah satu keuntungan kami sebagai mahasiswa teknik sipil di ITB,” jelasnya.
Tim “Nakam Sitarg” berfoto bersama dengan seragam dan perlengkapannya. (Denpasar/Tim Dokumentasi Teknik Sipil ITB).
Menjadi juara umum pertama kali dalam sejarah ITB di KJI, tim “Nakam Sitarg” mengaku bangga dan berharap prestasi ini menjadi motivasi bagi generasi mendatang. “Kami ingin adik-adik kelas kami di ITB tidak hanya mempertahankan gelar ini, tetapi juga meraih prestasi lebih tinggi di ajang lain seperti Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI)," ujarnya.
Ia menambahkan, dukungan dari para dosen di ITB juga menjadi salah satu kunci keberhasilan timnya. "Mahasiswa ITB punya potensi besar, ditambah lagi dengan bimbingan dosen-dosen yang sangat ahli di bidangnya. Jika dipersiapkan dengan serius, ITB bisa menjadi juara di berbagai kompetisi teknik sipil," katanya.
Keberhasilan tim ITB di KJI XIX ini menegaskan bahwa inovasi dalam teknik sipil di Indonesia terus berkembang. Ajang seperti KJI bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga wadah berbagi ide dan inspirasi bagi generasi muda teknik sipil. Keberhasilan tim Nakam Sitarg tidak hanya mengangkat nama ITB, tetapi juga menginspirasi mahasiswa di seluruh Indonesia untuk terus berinovasi dan menjawab tantangan di bidang infrastruktur.
Reporter: Raihan Zhafar (Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, 2021).