Pameran Karya 'Identitas Urban' FSRD Turut Kampanyekan Peduli Lingkungan

Oleh Luh Komang Wijayanti Kusumastuti

Editor Luh Komang Wijayanti Kusumastuti

BANDUNG, itb.ac.id- Fakultas Seni Rupa dan Desain mengadakan pameran karya bertajuk 'Identitas Urban' pada Senin-Selasa (19-20/05/14). Pameran karya tersebut merupakan hasil tugas dari mata kuliah Seni Desain Lingkungan. Berbagai ide kampanye kreatif dalam menyelesaikan permasalahan Kota Bandung dipresentasikan dalam bentuk video, booklet, dan infografis. Kegiatan ini diadakan di perpustakaan pusat ITB disertai dengan bincang-bincang dengan Bandung Creative City Forum (BCCF) dan Komunitas Sahabat Kota.

Dalam bincang-bincang dengan BCCF, Fiki Satari selaku Ketua BCCF menyebutkan bahwa perlu adanya kerjasama multi-stakeholders dalam membangun kota. Ia juga mempertanyakan sebutan Kota Bandung sebagai Kota Kreatif yang sering didengungkan oleh masyarakat, "Apakah betul Bandung benar-benar kota yang kreatif?", tanya Fiki. Menurutnya, secara visual yang dilihat mata dan fakta, bandung belum bisa dikategorikan sebagai kota kreatif dilihat dari bukti masih adanya kemacetan, perilaku konsumtif dan bukannya produktif yang sebagian besar dimiliki masyarakat Kota Bandung.


Berbicara mengenai identitas urban atau perkotaan, Fiki juga mempertanyakan hal tersebut. Apakah dan ada dimana identitas Kota Bandung. Baginya, identitas merupakan hal yang merepresentasikan Kota Bandung. Mahasiswa dan masyarakat Kota Bandung lainnya diharapkan untuk menjadi agen perubahan ke arah yang lebih baik bagi kota ini. Ia juga mengapresiasi karya-karya akhir mahasiswa yang dipamerkan pada saat itu, "Walaupun motif awal memang mengerjakan tugas, tapi berawal dari sinilah aksinya. Bandung perlu momentum seperti ini," ungkapnya.


Sebagai Penebus Dosa Kepada Lingkungan


Immaniar Rizki Warida (Desain Komunikasi Visual 2011), Ketua Pameran Identitas Urban, berpendapat bahwa ide dan karya yang dipamerkan tersebut merupakan pertanggungjawaban desainer terhadap dosa kepada lingkungannya. Menurutnya, desainer dari semua jurusan seperti desain produk, desain komunikasi visual, kriya, dan desain lainnya tentu mengambil sumber dari alam atau memberi limbah pada alam tentu harus memberi sebuah 'penebusan dosa'. Pameran tersebut menampilkan karya-karya unik seperti menertiban kendaraan dengan wasit di jalan raya, menjadikan angkot sebagai angkot kembang yang disambut bunga dan perempuan berkebaya, menuliskan cerita pada setiap nama jalan, hingga membuat aplikasi smartphone dengan konten tujuan wisata di Kota Bandung.


Kata Urban pada judul pameran ini, 'Identitas Urban', juga berarti Urang Bandung yang sesuai dengan tema yang diangkat yaitu 'collective identity'. Tema tersebut mengarahkan kepada rasa identitas yang dimiliki pada sebuah kelompok. Pameran ini juga tidak hanya sebuah ide namun juga dikampanyekan dan direalisasikan. "Pada pemberian tugas ini, mahasiswa diberikan momen untuk 'tebus dosa' terhadap lingkungan yang juga bisa terus diterapkan nanti ketika telah lulus dari pendidikan," tutup Imaniar pada akhir wawancara.