Pidato Ilmiah Guru Besar ITB: Penemuan Senyawa Kimia Baru dan Pandangan Baru tentang Teknik Bioproses
Oleh Muhammad Arif
Editor Muhammad Arif
Majelis Guru Besar ITB menggelar pidato ilmiah dua anggotanya pada hari Jum’at, 9 Februari 2007 lalu di Balai Pertemuan Ilmiah ITB. Dua guru besar ITB yaitu Prof. Dr. Euis Holiston Hakim, M.Si. dan Prof. Tjandra Setiadi memaparkan hasil-hasil penelitiannya selama ini.
Pidato pertama yang berjudul “Keanekaragaman Hayati sebagai Sumber Keanekaragaman Molekul yang Unik dan Potensial untuk Bioindustri” disampaikan oleh Prof. Dr. Euis Holiston Hakim, M.Si., yang mendapat gelar guru besar Program Studi Kimia FMIPA sejak tahun 2004. Lulusan sarjana dan pascasarjana ITB ini memaparkan hasil penelitian-penelitian terbarunya dalam tim yang tergabung pada Kelompok Keilmuan Kimia Organik Bahan Alam. Penelitan beliau berpusat pada kemotaksonomi pada tiga famili tumbuhan yaitu Lauraceae (‘medang’), Moraceae (nangka-nangkaan) dan Dipterocarpaceae (‘meranti/kamper/keruing). Penelitan tersebut menghasilkan banyak senyawa kimia baru dengan nama-nama trivial antara lain “itebein” (alkaloid jenis fenantren), “indonesiol”, “kriptokarion” dari tumbuhan ‘Crytocarya’, “litseakasifolid dari ‘Litsea casifolia’, “artoindonesianin” dari ‘Artokarpus’, “diptoindonesin’ dari tumbuhan ‘Dipterocarpaceae’. Senyawa-senyawa kimia baru ini memiliki prospek besar untuk ilmu pengetahuan Indonesia dan industri yang berbasis biomassa. Penemuan senyawa-senyawa baru yang dimulai sejak tahun 1990 ini membuktikan keunggulan dari keanekaragaman hayati Indonesia dan besarnya potensial bioaktivitas untuk dikembangkan lebih lanjut dalam industri farmasi.
Pidato kedua disampaikan oleh Prof. Tjandra Setiadi, guru besar dari Prgram Studi Teknik Kimia FTI sejak April 2006 lalu. Judul pidato beliau adalah “Peranan Teknik Bioproses dalam Mewujudkan Masyarakat yang Berkelanjutan.” Lulusan sarjana Teknik Kimia ITB tahun 1980 ini mulai fokus pada bidang bioproses sejak beliau mengerjakan disertasi program doktornya di University of Strathclyde, Glasgow. Teknik bioproses, menurut beliau, mempunyai potensi besar dalam menunjang kelestarian lingkungan dalam masyarakat yang berkelanjutan. Penelitian yang beliau garap baru-baru ini pun menggunakan teknik-teknik bioproses seperti bioreaktor membran, produksi plastik bidegradabel (polihidrosialkanoat, PHA), penghilangan warna dengan teknologi ramah lingkungan, penerapan proses anaerobik bagi air limbah industri dan beberapa penelitian lain yang masih berjalan. Teknik bioproses bekerja pada garis batas antara biologi dan ilmu teknik melalui konversi materi biologi menjadi bentuk lain yang diperlukan oleh umat manusia. Teknik bioproses berperan sangat penting dalam industri bioteknologi yang tidak merusak lingkungan dan meningkatkan efisiensi energi. Industri yang berbasis biomassa ini dapat menunjang keberlanjutan ekonomi, sosial dan lingkungan menuju kehidupan masyarakat yang lebih baik. Menurut salah satu penerima lencana satya karya tahun 2006 ini, teknik bioproses perlu dikembangkan lebih lanjut dan melibatkan kerjasama antar disiplin ilmu, terutama dalam lingkup ITB.
Pidato pertama yang berjudul “Keanekaragaman Hayati sebagai Sumber Keanekaragaman Molekul yang Unik dan Potensial untuk Bioindustri” disampaikan oleh Prof. Dr. Euis Holiston Hakim, M.Si., yang mendapat gelar guru besar Program Studi Kimia FMIPA sejak tahun 2004. Lulusan sarjana dan pascasarjana ITB ini memaparkan hasil penelitian-penelitian terbarunya dalam tim yang tergabung pada Kelompok Keilmuan Kimia Organik Bahan Alam. Penelitan beliau berpusat pada kemotaksonomi pada tiga famili tumbuhan yaitu Lauraceae (‘medang’), Moraceae (nangka-nangkaan) dan Dipterocarpaceae (‘meranti/kamper/keruing). Penelitan tersebut menghasilkan banyak senyawa kimia baru dengan nama-nama trivial antara lain “itebein” (alkaloid jenis fenantren), “indonesiol”, “kriptokarion” dari tumbuhan ‘Crytocarya’, “litseakasifolid dari ‘Litsea casifolia’, “artoindonesianin” dari ‘Artokarpus’, “diptoindonesin’ dari tumbuhan ‘Dipterocarpaceae’. Senyawa-senyawa kimia baru ini memiliki prospek besar untuk ilmu pengetahuan Indonesia dan industri yang berbasis biomassa. Penemuan senyawa-senyawa baru yang dimulai sejak tahun 1990 ini membuktikan keunggulan dari keanekaragaman hayati Indonesia dan besarnya potensial bioaktivitas untuk dikembangkan lebih lanjut dalam industri farmasi.
Pidato kedua disampaikan oleh Prof. Tjandra Setiadi, guru besar dari Prgram Studi Teknik Kimia FTI sejak April 2006 lalu. Judul pidato beliau adalah “Peranan Teknik Bioproses dalam Mewujudkan Masyarakat yang Berkelanjutan.” Lulusan sarjana Teknik Kimia ITB tahun 1980 ini mulai fokus pada bidang bioproses sejak beliau mengerjakan disertasi program doktornya di University of Strathclyde, Glasgow. Teknik bioproses, menurut beliau, mempunyai potensi besar dalam menunjang kelestarian lingkungan dalam masyarakat yang berkelanjutan. Penelitian yang beliau garap baru-baru ini pun menggunakan teknik-teknik bioproses seperti bioreaktor membran, produksi plastik bidegradabel (polihidrosialkanoat, PHA), penghilangan warna dengan teknologi ramah lingkungan, penerapan proses anaerobik bagi air limbah industri dan beberapa penelitian lain yang masih berjalan. Teknik bioproses bekerja pada garis batas antara biologi dan ilmu teknik melalui konversi materi biologi menjadi bentuk lain yang diperlukan oleh umat manusia. Teknik bioproses berperan sangat penting dalam industri bioteknologi yang tidak merusak lingkungan dan meningkatkan efisiensi energi. Industri yang berbasis biomassa ini dapat menunjang keberlanjutan ekonomi, sosial dan lingkungan menuju kehidupan masyarakat yang lebih baik. Menurut salah satu penerima lencana satya karya tahun 2006 ini, teknik bioproses perlu dikembangkan lebih lanjut dan melibatkan kerjasama antar disiplin ilmu, terutama dalam lingkup ITB.