Webinar SAPPK ITB Membahas Pendekatan untuk Merumuskan Kebijakan bagi UMKM di Kawasan Tol Cisumdawu
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id – Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung (SAPPK ITB) rutin menggelar webinar setiap bulan berdasarkan kelompok keahlian yang ada. Adapun Webinar SAPPK Series Kedelapan yang digelar Selasa (26/9/2023) mengangkat topik dari Kelompok Keahlian Sistem dan Permodelan Ekonomi dengan judul “Perumusan Kebijakan Pengembangan Ekonomi Lokal Pasca Beroperasinya Tol Cisumdawu dan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati”.
Pemaparan pertama disampaikan Dosen ITB, Dr. Pringgo Dwiyantoro, S.E., M.M., M.Si. Beliau menyampaikan materi berjudul “Strategi Perumusan Kebijakan Mitigasi Risiko pada UMKM Terkena Dampak Beroperasinya Jalan Tol Cisumdawu”.
Tol Cisumdawu adalah penghubung antara Tol Cipularang dan Tol Cipali. Kehadiran tol tersebut berdampak positif dengan meningkatkan mobilitas, memunculkan pusat ekonomi baru, mengundang investor, dan membuat PAD meningkat. Namun, ada juga dampak lain seperti pembangunan yang terdistorsi, alih fungsi lahan, mata pencaharian pertanian dan perkebunan hilang, usaha mikro dan kecil di sepanjang jalan nasional dan usaha produksi supplier ke pedagang banyak yang gulung tikar, stabilisasi lingkungan menurun, serta gejolak ekonomi dan sosial.
Pembangunan Tol Cisumdawu dimulai pada November 2011 dengan anggaran Rp 18,3 triliun. Tol tersebut beroperasi penuh pada 11 Juli 2023.
Beliau pun menyarankan strategi dan kebijakan pengembangan ekonomi lokal berupa:
1. Kolaborasi kebijakan dengan pendekatan pentahelix;
2. Penataan pusat kawasan pertumbuhan perekonomian baru;
3. Koneksivitas transportasi, dari pintu keluar tol ke destinasi wisata dan sentra komoditi unggulan daerah;
4. Pengembangan dan perkuatan daya tarik daaerah melalui destinasi wisata dan komoditi unggulan daerah;
5. Pembentukan dan pengebangan klinik UMKM berbasis teknologi digital;
6. Peningkatan citra merek dan promosi UMKM;
7. Pembangunan ruang dan gera-gerai di area pintu keluar tol dan di ruang publik;
8. Pengembangan UMKM untuk pasar integrasi Tol Cisumdawu – kawasan Bandara Kertajati – Pelabuhan Patimban;
9. Sinergitas program antara SKPD yang melakukan pembinaan bagi UMKM;
10. Pemetaan potensi pariwisata yang memiliki daya tarik unik;
11. Produk UMKM lokal unggulan mengambil bagian untuk memasarkan produknya di rest area Tol Cisumdawu;
12. Akses pemodalan usaha;
13. Memfasilitasi terminal abrang-barang pertanian, manufaktur, serta jasa yang dibawa ke Pelabuhan Cirebon ataupun Subang; dan
14. Penguatan kapasitas dan kompetensi UMKM.
Dalam webinar tersebut, dibahas juga mengenai pendekatan pentahelix untuk merumuskan strategi pembentukan Klinik UMKM. Pentahelix merupakan model inovatif yang menghubungkan pemerintah, media, pelaku usaha, akademisi, dan masyarakat dalam suatu kolaborasi. Setiap aktor memiliki perannya masing-masing untuk menghasilkan output. Contohnya, peran perguruan tinggi seperti ITB melakukan program penelitian dan pengabdian masyarakat seperti desa wisata.
“Klinik UMKM berbasis digital diharapkan sebagai tempat berkumpulnya para aktor dalam pentahelix,” ujar beliau.
Reporter: Yohana Aprilianna (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)
Editor: M. Naufal Hafizh