Spatial Wonder ITB Gelar Kuliah Terbuka: Pemanfaatan Potensi Limbah untuk Masa Depan Berkelanjutan

Oleh M. Naufal Hafizh

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id - Spatial Wonder, sebuah inisiatif yang dikelola oleh Program Studi Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), Institut Teknologi Bandung (ITB), menggelar kuliah terbuka mengenai mata kuliah Desain Interior Keberlanjutan melalui Zoom, Selasa (19/3/2024). Acara ini mengundang Febryan Tricahyo, Founder Concrete Lab, sebagai pembicara tamu dengan tema "Unleashing the Potential of Waste Materials".

Pembukaan kuliah terbuka oleh Miranti Sari Rahma, S.T., M.Ds. (Dok. Angela Sunaryo)

Kuliah terbuka ini dibuka oleh Miranti Sari Rahma, ST., M.Ds., dosen Program Studi Desain Interior, dan Eljihadi Alfin, asisten dosen Program Studi Desain Interior, membuka sesi dengan mengajak peserta memahami potensi limbah dalam desain interior serta mempromosikan kesadaran akan praktik desain yang berkelanjutan.

Febryan menjelaskan bahwa Concrete Lab merupakan sebuah studio desain produk dan laboratorium material yang bertujuan meredefinisi batasan beton melalui eksperimen guna menciptakan produk-produk yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Awalnya, Concrete Lab fokus pada pembuatan perlengkapan sekolah, furnitur, produk kustom, hingga karya mereka yang telah dipamerkan di luar negeri. Namun, pada tahun 2018, mereka memutuskan mengalihkan fokus ke riset material sebagai inisiatif baru untuk menciptakan inovasi dari limbah menjadi material yang ramah lingkungan.

Salah satu limbah yang mereka olah adalah puntung rokok dan sampah plastik PET yang digunakan sebagai campuran dalam pembuatan beton. Melalui eksperimen ini, bukan hanya warna yang unik yang dihasilkan, namun juga tekstur dan kontur material secara keseluruhan. Potensi ini tidak hanya menambah nilai estetika, tetapi juga meningkatkan kualitas hasil produk menjadi unik.

“Tidak hanya puntung rokok dan sampah plastik, kami juga memakai sampah kerang dan masker. Jadi, beton itu bisa dibuat ringan dengan mencampurkan limbah ini ke dalam campuran beton. So, modern problem requires modern solution,” ujarnya.

Pemaparan Febryan mengenai riset limbah puntung rokok dan plastik sebagai campuran beton. (Dok. Angela Sunaryo)

Selain itu, penggunaan limbah proses pembangunan juga dapat dijadikan karya dalam pameran seni "Fitness Kampung". Konteks kehidupan sehari-hari dipertunjukkan melalui karya seni yang inovatif, menyoroti para pekerja lapangan atau tukang bangunan yang memiliki tubuh yang kuat tanpa harus pergi ke gym, berkat rutinitas kerja fisik yang keras. Concrete Lab, bersama dengan Kamengski dan pekerja dari Jatiwangi Art Factory (JAF), menciptakan produk barbel dari beton sebagai bahan utamanya. Produk-produk ini dipamerkan di ICAD 13 oleh para binaraga dari JAF dengan penyajian yang cerdas dan berwarna-warni untuk menonjolkan kontras dengan latar belakang ruangan hotel.

Pemaparan Febryan mengenai pameran “Fitness Kampung”. (Dok. Angela Sunaryo)

Kuliah terbuka ini mendapat sambutan positif dari peserta, menunjukkan antusiasme mereka terhadap pengembangan desain interior yang berkelanjutan. Kegiatan seperti ini pun merupakan bagian dari upaya ITB dalam mengintegrasikan pendekatan berkelanjutan dalam kurikulumnya. Dengan demikian, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan melalui praktik desain interior yang berkelanjutan. Diharapkan kegiatan serupa dapat terus dilakukan di masa depan untuk memperluas pemahaman dan kesadaran akan pentingnya desain interior yang berkelanjutan dalam mendukung upaya mitigasi perubahan iklim dan pelestarian lingkungan.

Reporter: Angela Sunaryo (Seni Rupa, 2020)


scan for download