Bangun Infrastruktur Pendidikan di Manggarai Barat Melalui Ekspedisi Ganesha 2.0

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

Ekspeditor Ekspedisi Ganesha 2.0 bersama warga lokal Nusa Tenggara Timur (Dok. Ekspedisi Ganesha)

BANDUNG, itb.ac.id - Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), Annisa Rahmawati Kisam (10620021), Dea Nanda Khoerunnisa (15420070), Fahryan Arditama (15020142), ?Farhatan Fajri Soblia (15221009), ?Ilham Azka Ramadhan (15020131) berkolaborasi dengan mahasiswa Universitas Padjadjaran (UNPAD), yakni Lutfianya Assyifa Budi Santoso (190110200018) menggelar Ekspedisi Ganesha 2.0 mulai dari 7-30 Juli 2024 lalu di Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Mereka mengunjungi daerah 3T (Tertinggal, Terluar, dan Terdepan) dalam upaya mengembangkan dan memeratakan pembangunan di Indonesia.

Ekspedisi Ganesha sendiri merupakan sebuah gerakan yang didirikan oleh generasi muda untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah pelosok Indonesia melalui pendekatan pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Di bawah bimbingan Dosen dari Kelompok Keahlian (KK) Ilmu-ilmu Kemanusiaan Dr. Yedi Purwanto, M.Ag., Ekspedisi Ganesha 2.0 dapat dilaksanakan di daerah Manggarai Barat dengan dua program utama.

Program pertama berfokus pada pembangunan infrastruktur. Dalam program ini, dilakukan renovasi terhadap dua ruang kelas di MIs Al-Fatah Benteng Dewa, Kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. Renovasi ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih nyaman dan kondusif bagi para siswa, serta mendukung proses pendidikan yang lebih efektif.

Ekspeditor Ekspedisi Ganesha 2.0 bersama siswa di ruangan kelas setelah melaksanakan salah satu program (Dok. Ekspedisi Ganesha)

Program kedua diarahkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Program ini terdiri dari beberapa kegiatan seperti Penyuluhan Program Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang ditujukan kepada siswa di tingkat MI, pelaksanaan Science Fair untuk siswa di tingkat MTS, dan sosialisasi mengenai pendidikan tinggi untuk siswa di tingkat MA.

Kegiatan-kegiatan tersebut dirancang untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya kesehatan, memupuk minat dan keterampilan dalam bidang sains, serta memberikan wawasan mengenai pendidikan lanjutan di perguruan tinggi.

Tidak hanya itu, Ekspedisi Ganesha 2.0 juga memberikan perhatian khusus kepada para pendidik melalui pelatihan yang berfokus pada penerapan kurikulum merdeka. Pelatihan ini diharapkan dapat membantu para guru dalam menghadapi tantangan implementasi kurikulum baru dan meningkatkan kualitas pengajaran di sekolah-sekolah setempat.

Ekspeditor Ekspedisi Ganesha 2.0 menggelar belajar dan bermain bersama anak-anak (Dok. Ekspedisi Ganesha)

Selain itu, kegiatan Ekspedisi Ganesha 2.0 juga mencakup kegiatan informal, seperti penyuluhan pencegahan stunting yang ditujukan bagi para ibu, serta kegiatan belajar membaca dan bermain untuk anak-anak yang belum terampil membaca huruf.

Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, Ekspeditor Ekspedisi Ganesha 2.0 mengalami sejumlah tantangan diantaranya mobilisasi yang tinggi, keterbatasan akses air, dan terbatasnya sarana transportasi yang memadai.

“Tantangan yang kami hadapi selama kegiatan berlangsung adalah mobilitas yang tinggi di tengah keterbatasan akses dan transportasi. Namun, beruntung, kami disambut dengan hangat oleh banyak keluarga baru yang menerima kami dengan tangan terbuka selama ekspedisi ini,” ujar salah satu Ekspeditor Ganesha 2.0, Dea Nanda.

Mereka berharap, melalui kegiatan ini, dapat memberikan manfaat yang nyata dan membawa harapan baru bagi masyarakat setempat.
Untuk informasi selengkapnya, dapat diakses melalui medium.com/@ekspedisiganesha2024 dan Instagram @ekspedisiganesha.

Reporter: Angra Eni Saepa (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)


scan for download