Tim GUARDIAN Oseanografi ITB Berkolaborasi dalam Restorasi Ekosistem Laut di Pulau Bintan

Oleh Mufti Ali Farkhan - Mahasiswa Oseanografi, 2021

Editor M. Naufal Hafizh

BINTAN, itb.ac.id – Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali melaksanakan program pengabdian masyarakat yang berfokus pada restorasi ekosistem laut di Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Kegiatan yang berlangsung pada 19-23 Agustus 2024 ini mengusung tema GUARDIAN (Guarding Underwater Area for Development and Restoration): Mangrove, Seagrass, and Coral, dengan tujuan memulihkan kondisi ekosistem laut di kawasan pesisir Bintan.

Program ini diinisiasi oleh tim dari Program Studi Oseanografi ITB, yang berkolaborasi bersama berbagai pihak seperti Rumah Ulin, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), dan komunitas lokal Tim Pengudang Mangrove. Kegiatan ini mencakup edukasi bagi siswa sekolah setempat serta aksi nyata penanaman mangrove di kawasan Pantai Pengudang.

"Kegiatan ini kami laksanakan di Bintan karena daerah ini memiliki potensi besar dalam sektor bahari, namun saat ini mengalami penurunan kualitas ekosistem laut seperti mangrove, terumbu karang, dan padang lamun. Oleh sebab itu, kami menginisiasi program restorasi ini bersama mitra lokal," ujar Ali Akbar Rafsanjini, anggota tim GUARDIAN.

Tim GUARDIAN memilih Pulau Bintan karena kekayaan alam bawah lautnya yang melimpah dan strategis sebagai gerbang wisata bahari Indonesia. Kegiatan pengmas dilaksanakan di dua lokasi utama, yaitu di SDIT dan SMPIT Tunas Ilmu, Tanjung Pinang, untuk edukasi, dan di Pantai Pengudang untuk aksi penanaman mangrove.

Pada hari pertama, 19 Agustus 2024, tim tiba di Bintan dan langsung melakukan rapat bersama Tim Rumah Ulin untuk mempersiapkan rangkaian kegiatan pengmas. Keesokan harinya, tim memulai kegiatan di SDIT Tunas Ilmu dengan memberikan edukasi kepada siswa kelas 1 hingga 6 tentang ekosistem laut dan dampak perubahan iklim. Anak-anak juga dilibatkan dalam eksperimen sederhana tentang sea level rise dan coral bleaching, serta diberikan lembar kerja mewarnai bertema laut.

Pada 21 Agustus, tim GUARDIAN melanjutkan kegiatan di SMPIT Tunas Ilmu dengan presentasi eksperimen mengenai fenomena oseanografi seperti ocean acidification dan abrasi. Mereka juga mengenalkan alat-alat survei oseanografi dan teknik selam kepada siswa, yang disambut dengan antusias. Selain itu, Dr.rer.nat. Rima Rachmayani dari UMRAH memberikan pemaparan mengenai pengelolaan ekosistem laut kepada para guru.

Puncak kegiatan berlangsung pada 22 Agustus. Tim GUARDIAN bersama siswa-siswi SMPIT Tunas Ilmu dan komunitas lokal melaksanakan penanaman mangrove di Pantai Pengudang. "Penanaman ini sangat penting untuk memulihkan ekosistem pesisir yang kritis dan memberikan edukasi kepada generasi muda tentang pentingnya mangrove bagi keberlanjutan lingkungan," kata Ali Akbar.

Pada 23 Agustus, kegiatan pengmas ditutup dengan acara di SMPIT Tunas Ilmu yang dihadiri oleh tim GUARDIAN, pihak sekolah, Rumah Ulin, serta komunitas lokal. Penutupan diwarnai dengan penampilan siswa-siswi dan diskusi mengenai keberlanjutan program restorasi ekosistem laut.

"Kami sangat bersyukur atas kolaborasi yang solid dengan semua pihak, sehingga kegiatan ini bisa berjalan dengan lancar dan memberikan dampak positif bagi lingkungan maupun masyarakat setempat. Meski melelahkan, pengalaman ini sangat berharga, terutama saat berinteraksi dengan anak-anak yang penuh semangat dan antusiasme," ujar Ali Akbar.

Melalui pengmas ini, diharapkan ekosistem laut di Pulau Bintan dapat pulih secara berkelanjutan, dan masyarakat setempat semakin sadar akan pentingnya menjaga lingkungan bagi masa depan yang lebih baik.

Reporter: Mufti Ali Farkhan (Oseanografi, 2021)

#oseanografi #restorasi ekosistem laut #pulau bintan #pengabdian kepada masyarakat #pengabdian masyarakat