Bawakan Solusi Polder untuk Banjir Perkotaan, Tim ITB Juara 1 Civil Innovation Paper Competition 2024
Oleh Raihan Zhafar - Mahasiswa Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, 2021
Editor M. Naufal Hafizh
Tim “Amreta Abipraya” menjadi juara 1 Civil Innovation Paper Competition 2024, di Atrium Grand City Mall, Sabtu (3/11/2024). (Dokumentasi Amreta Abipraya)
GENTENG, itb.ac.id - Tim Amreta Abipraya, yang terdiri atas mahasiswa Program Studi Teknik Pengelolaan Sumber Daya Air (TPSDA), Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung (FTSL ITB), meraih Juara 1 dalam ajang Civil Innovation Paper Competition yang diselenggarakan Himpunan Diploma Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Paper yang mereka bawakan berjudul “Integrasi Sistem Drainase dan Long Storage di Bawah Permukaan Jalan Umum dengan Sitem Polder: Sebagai Solusi Pengendalian Banjir Pluvial Berkelanjutan di Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur”. Kompetisi ini merupakan bagian dari rangkaian acara College D’Village 13th Edition dengan tema “Urban Resilient Against Water Disaster”.
Kompetisi yang berlangsung dari Juni hingga November 2024 ini melibatkan 60 tim dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Tim ITB yang terdiri atas Agil Herlambang Masadi, Muhammad Fadli Fauzi, dan Erlina Gabrella Simanullang berhasil menonjol dengan solusi inovatif mereka dalam menangani masalah banjir perkotaan. Pembimbing tim ini, Dr.Eng. Arno Adi Kuntoro, S.T., M.T., turut memberikan arahan yang berharga selama proses penyusunan karya ilmiah.
Kompetisi ini dibagi menjadi tiga tahap, dimulai dengan penyisihan yang mengharuskan peserta mengunggah abstrak paper dalam bentuk video. Dari 60 tim yang berpartisipasi, 15 di antaranya melaju ke babak semifinal. Di tahap ini, peserta diwajibkan mengumpulkan full paper dan mengikuti konferensi yang mirip dengan diskusi kelompok terarah (FGD). Pada babak final, hanya lima tim yang terpilih untuk mempresentasikan karya mereka di depan para juri.
Menurut Agil, tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah membagi waktu antara persiapan lomba dan tugas kuliah, terutama karena mereka juga sedang menjalani Kerja Praktik (KP) dan ujian tengah semester (UTS) pada saat bersamaan. “Tantangan terbesar adalah membagi waktu antara lomba dan KP, terutama saat UTS, di mana setelah UTS hari Jumat, Sabtu langsung ada lomba. Itu sangat padat, bahkan di jalan kita finishing presentasi,” ujar Agil.
Dalam kompetisi ini, tim ITB mengajukan solusi berupa sistem long storage yang dipasang di bawah permukaan jalan umum, dengan menggunakan teknologi polder untuk mengatasi masalah banjir di kota-kota besar. Fadli Fauzi menjelaskan bahwa ide tersebut dikembangkan setelah diskusi intensif bersama pembimbing. Tim ini menggunakan pemodelan banjir berbasis perangkat lunak SWMM (Storm Water Management Model) dan QGIS untuk menganalisis potensi banjir dan merancang solusi berbasis data yang telah disediakan oleh panitia.
“Analisis hidrologi yang kami lakukan cukup komprehensif. Kami menggunakan Excel dengan acuan buku SNI petunjuk rancangan bendungan untuk memastikan keakuratan data dan pemodelan. Kami juga menambahkan analisis banjir dengan menggunakan SWMM,” kata Fadli.
Menjadi juara pertama di kompetisi ini merupakan pengalaman berharga bagi para anggota tim, terutama bagi Fadli dan Agil yang baru pertama kali mengikuti kompetisi sejenis. “Rasanya sangat senang dan bersyukur, apalagi ini lomba pertama kami. Kami bisa memenangkan kompetisi di kampus orang, dan topiknya sangat relevan dengan bidang studi kami,” ujar Agil.
Fadli menambahkan, harapan mereka ke depan adalah agar Program Studi TPSDA ITB semakin dikenal luas dan lebih sering berpartisipasi dalam kompetisi di luar kampus.
Dengan prestasi ini, tim mahasiswa TPSDA ITB tidak hanya berhasil meraih penghargaan, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap solusi permasalahan banjir yang menjadi tantangan besar di banyak kota di Indonesia.
Reporter: Raihan Zhafar (Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, 2021)