Ekskursi Geotermal Teknik Pertambangan ITB: Melihat Fenomena Manifestasi Panas Bumi di Tanah Pasundan

Oleh Muhammad Hanif Darmawan - Mahasiswa Teknik Pertambangan, 2021

Editor M. Naufal Hafizh

Dr. Ir. R. Budi Sulistijo, M.App.Sc. bersama mahasiswa Teknik Pertambangan ITB dan Program Magister Rekayasa Pertambangan ITB mengikuti kegiatan ekskursi ke Gunung Kamojang, Rabu (18/12/2024) (ITB/Anugrah Tri Cahyadi)
BANDUNG, itb.ac.id - Program Studi Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung (ITB) berkolaborasi dengan Program Studi Magister Rekayasa Pertambangan ITB menyelenggarakan kegiatan ekskursi yang diikuti 5 peserta dari dua program tersebut, Rabu (18/12/2024) di Gunung Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Ekskursi ini merupakan bagian dari kegiatan studi lapangan yang diadakan untuk mendukung mata kuliah Eksplorasi dan Evaluasi Panas Bumi dengan dosen pengampu Dr. Ir. R. Budi Sulistijo, M.App.Sc. Ekskursi ini dinilai penting dalam keberjalanan mata kuliah karena mendukung dan menambah pengetahuan mahasiswa tidak hanya teoritis, namun praktikal dari mahasiswa ketika kelak terjun ke lapangan.

Gunung Kamojang dipilih menjadi destinasi ekskursi karena adanya potensi dan manifestasi panas bumi. Potensi tersebut sudah dioptimalkan oleh pemerintah melalui proses produksi secara masif yang dilakukan oleh oleh Pertamina Geothermal Energy untuk pemanfaatan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Selain itu, Gunung Kamojang menjadi tempat ideal untuk mendapatkan gambaran proses panas bumi menjadi sumber energi listrik dengan kondisi geologinya. Kondisi geologi ini yang menjadi atensi dari mahasiswa untuk lebih mengenal potensi panas bumi yang besar di Indonesia, mengingat kondisi geologi Indonesia yang mendukung dan lokasi Indonesia berada di “ring of fire” sehingga dapat diperkirakan bahwa energi ini akan banyak dimanfaatkan di masa depan.

Dr. Ir. R. Budi Sulistijo, M.App.Sc. memperagakan cara pengukuran instrumen untuk panas bumi di manifestasi geotermal di wilayah Gunung Kamojang, Rabu (18/12/2024). (ITB/Anugrah Tri Cahyadi)

Pada awal kegiatan, mahasiswa diajak menuju Kawah Gunung Guntur untuk mengamati proses erupsi dan hasil letusan gunung api yang berpotensi membawa panas bumi. Mahasiswa mendapatkan gambaran zona alterasi (ubahan) dan produk hasil letusan baik dari piroklastik maupun batuan laharik.

Selanjutnya, mahasiswa menuju Gunung Kamojang untuk melakukan kegiatan lapangan dengan melakukan pengukuran pH, kandungan unsur trace element panas bumi, dan juga kegiatan untuk mengidentifikasi adanya panas bumi dengan membakar semacam kertas yang nantinya akan terjadi gumpalan asap tebal di sekitar pembakaran karena adanya tekanan yang rendah sekitar pembakaran dan memungkinkan gas panas bumi berpindah menuju tekanan yang lebih rendah. Mahasiswa juga melihat adanya mudpool dan mengeksplorasi hutan sekitar gunung kamojang dengan mengukur radioaktivitas di sana.

Dr. R. Budi Sulistijo menjelaskan kondisi geologi Gunung Guntur yang mengalami intrusi dan terjadi proses alterasi pada endapan di bawahnya karena proses letusan erupsi gunung api. Lalu pada Kawah Gunung Kamojang bahwa aktivitas pengeboran panas bumi sudah dilakukan sejak masa Hindia Belanda. Dijelaskan pula kondisi geologi yang mencirikan adanya manifestasi geotermal dan kegiatan eksplorasi panas bumi.

Reporter: Muhammad Hanif Darmawan (Teknik Pertambangan, 2021)

#kuliah lapangan