Mahasiswa ITB Juara 2 dan Paper Terbaik pada Lomba Karya Tulis Ilmiah PENA 6.0

Oleh Ahmad Fauzi - Mahasiswa Rekayasa Kehutanan, 2021

Editor M. Naufal Hafizh

Muhammad Farhan Rasyidnianto (kedua dari kiri) sebagai perwakilan juara kedua pada LKTI PENA 6.0 (13/10/2024) (Dok. Panitia PENA 6.0)

BANDUNG, itb.ac.id — Muhammad Farhan Rasyidnianto dan Aris Syifa Augustina, mahasiswa Program Studi Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung (FTI ITB) angkatan 2021 meraih juara kedua dan paper terbaik pada Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Pekan Ilmiah dan Penalaran Mahasiswa (PENA) 6.0. Pengumuman lomba ini dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada 13 Oktober 2024.

PENA 6.0 merupakan lomba karya tulis ilmiah (KTI) berskala nasional yang diperuntukkan bagi mahasiswa D3/D4/S1 dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia yang mengusung tema “Inovasi dan Kreativitas untuk Indonesia Emas 2045: Mengatasi Tantangan dan Mewujudkan SDGs”.

Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Pengembangan Prestasi dan Riset Mahasiswa (PRISMA) Universitas Muhammadiyah Surakarta. Lomba ini memiliki 8 subtema yaitu pendidikan, ekonomi, kesehatan, sosial dan budaya, lingkungan, teknologi, energi terbarukan, serta pembangunan dan infrastruktur. Adapun subtema yang Farhan dan Syifa ambil adalah teknologi.

Tahapan yang dilalui oleh keduanya terdiri atas pendaftaran dan pengumpulan abstrak, pengumpulan dan penjurian naskah, pengumuman finalis, serta presentasi dan final. Pada tahap pengumpulan abstrak dan full paper dilaksanakan secara daring, sedangkan presentasi finalis dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada Sabtu (12/10/2024).

Mereka berdua tertarik mengikuti lomba tersebut karena tema yang diusung sangat relevan dengan tujuan jangka panjang Farhan dan Syifa, yaitu berkontribusi inovasi teknologi berkelanjutan di Indonesia. “Motivasi saya juga muncul dari keinginan untuk membuktikan bahwa inovasi mahasiswa dapat berperan penting dalam mendukung SDGs dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” ujar Farhan.

Tantangan yang dihadapi oleh tim adalah manajemen waktu dan energi, baik saat penulisan naskah maupun kala persiapan presentasi, mengingat presentasi dilakukan di Solo pada pagi hari sesaat setelah mereka sampai dari Bandung. “Kami berangkat dari Bandung pukul 20.00 WIB dengan kereta, karena pada hari itu kami ada kelas sampai pukul 18.00. Kami tiba di Surakarta pagi dan langsung siap-siap untuk presentasi,” ujar Farhan.

Mereka berpesan agar tidak takut untuk mencoba dan selalu ambil kesempatan yang ada. "Proses berkompetisi mungkin terasa berat, apalagi harus menghadapi tantangan seperti keterbatasan waktu atau rasa lelah. Namun, dengan manajemen waktu dan semangat yang konsisten, semua hal bisa diatasi. Jadikan setiap lomba sebagai pengalaman belajar, bukan hanya soal menang atau kalah. Jangan lupa juga untuk bekerja sama dengan tim secara efektif, karena kolaborasi adalah kunci keberhasilan,” ujarnya.

Reporter: Ahmad Fauzi (Rekayasa Kehutanan, 2021)

#prestasi mahasiswa #teknik fisika #fti