Markherb, Inovasi dari Guru Besar SF ITB yang Dorong Pertumbuhan Industri Obat Herbal Nasional
Oleh Dina Avanza Mardiana - Mahasiswa Mikrobiologi, 2022
Editor Anggun Nindita
Dok. Instagram DKST ITB
JAKARTA, itb.ac.id - Guru Besar dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (SF ITB) Prof. Dr. Elfahmi, S.Si., M.Si., mendapatkan penghargaan “Karya Anak Bangsa” dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia atas kontribusinya dalam pengembangan senyawa marker untuk tanaman obat pada 7-9 November 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Selatan.
Acara ini digelar dalam rangka hari kesehatan nasional ke-60 dengan tema “Leveraging Local Resources: From Nature Nurture The Future”. Membangun keberlanjutan inovasi untuk ketahanan kesehatan. Penghargaan ini diberikan kepada sejumlah individu yang berkontribusi dalam meningkatkan kualitas kesehatan di Indonesia.
Prof. Elfahmi menyampaikan rasa syukurnya atas penghargaan yang telah diterimanya. Beliau menegaskan bahwa penghargaan ini hanyalah sebuah apresiasi, dan yang lebih utama adalah bagaimana hasil-hasil penelitiannya dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat luas.
Penelitian Prof. Elfahmi menggunakan bahan bahan lokal bahan Indonesia yang kemudian dikomersialisasi, sehingga bisa mensubstitusi produk-produk impor. Selama ini, peneliti industri obat herbal kesulitan dalam membeli senyawa marker karena harus membelinya dari provider merek luar, dan tak jarang diperlukan waktu indent yang cukup lama serta harga pengiriman yang cukup tinggi. Oleh karena itu, muncullah Markherb sebagai solusi bagi permasalahan ini.
Markherb menawarkan marker dengan harga yang lebih murah, mudah didapat, dan dengan kualitas yang setara atau bahkan lebih baik daripada merk luar. Tim Prof. Elfahmi selalu berusaha melakukan pengembangan studi dan riset supaya senyawa marker yang dihasilkan memiliki kualitas yang bagus.
Markherb sendiri merupakan salah satu produk dari perusahaan PT EBM Saintifik dan Teknologi, atau yang biasa dikenal dengan EBM Scitech. Start-up yang lahir dari ITB ini didirikan pada tahun 2020 dan bergerak di bidang Research and Development (RnD) atas perolehan dana Program Riset Inovatif Produktif (RISPRO) Invitasi yang didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Tim riset EBM Scitech terdiri dari banyak saintis yang saling bekerjasama mewujudkan riset dan inovasi terbaru.
Awalnya, Prof. Elfahmi merupakan penyusun buku Farmakope Herbal Indonesia, salah satu buku standar yang dibuat kemenkes untuk menjadi rujukan bagi industri farmasi atau bagi peneliti yang risetnya berkaitan dengan obat herbal. Pada saat itu, beliau sendiri merasakan kendala yang paling krusial dalam risetnya berupa kesulitan dalam mendapatkan marker. Dari situlah kemudian Prof. Elfahmi bertekad agar suatu saat nanti Indonesia memiliki produsen marker sendiri.
Kini PT EBM Saintifik telah memperluas pasarnya, dari mulai alat laboratorium berbasis reverse engineering, produk kosmetik berbahan dasar alam, bahkan juga jasa analisis kimia beserta konsultasinya. Selain itu, perusahaan ini juga menerima mahasiswa yang ingin belajar atau magang, sehingga juga berkontribusi dalam pendidikan. PT EBM Saintifik sedikit demi sedikit memperluas sayap kontribusinya untuk ketahanan kemandirian obat dan kesehatan di Indonesia.
Konsistensi Prof. Elfahmi dalam berkontribusi di bidang kesehatan telah membuahkan hasil yang membanggakan, salah satunya adalah penghargaan yang dianugerahkan oleh Kementerian Kesehatan ini.
Dok. Markherb
Kini, MarkHerb telah memiliki lebih dari 500 senyawa marker tanaman herbal. Hal ini tentunya tak lepas dari perjuangan tim riset Prof. Elfahmi yang saling bahu-membahu melakukan riset dan inovasi. Timnya sendiri terdiri dari berbagai saintis bergelar magister maupun doktor dari berbagai perguruan tinggi terkemuka, baik itu dalam negeri maupun luar negeri, yaitu Jerman, Australia, Belanda, dan lainnya. Timnya juga terus memperluas penjalinan kerjasama, baik itu dengan institusi maupun industri.
Dalam perjalanan melakukan riset dan pengembangan, Prof. Elfahmi beserta timnya menghadapi beragam kendala. Kendala-kendala ini, alih-alih menjadi penghalang, justru menjadi pendorong bagi mereka untuk terus meningkatkan kualitas hasil penelitian.
“Kemampuan untuk manajemen tim, merupakan suatu hal kunci yang tidak bisa dilewatkan. Dari situ, akan terbentuk tim yang kuat, dan dapat bekerja sama mencapai sesuatu yang lebih besar”, ungkap Prof. Elfahmi.
Berkat kerjasama dan manajemen tim yang baik ini, tim riset Prof. Elfahmi bisa menghasilkan hingga 12 riset per tahunnya.
Prof. Elfahmi berharap industri obat herbal di Indonesia bisa terus berkembang dan Indonesia menjadi negara yang mandiri dalam bidang kesehatan. Mengingat biodiversitas dan ketersediaan bahan baku di Indonesia yang tinggi, hal ini tentunya menjadi potensi besar yang sangat mungkin untuk dikembangkan. Tentunya diperlukan juga kerjasama dari peneliti, industri, maupun akademisi untuk bersama-sama mewujudkan hal ini.
Reporter: Dina Avanza Mardiana (Mikrobiologi, 2022)